PERKEMBANGAN KURIKULUM DI
INDONESIA
Pada zaman Belanda
pelaksanaan pendidikan dan persekolahan mempunyai ciri khas, yang mana
kurikulum pendidikan diwarnai oleh misi penjajahan Belanda, sehingga
kurikulum zaman Jepang dapat dikatakan bahwa keberadaan atau tujuan pendidikan
pada zaman ini adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang dapat membantu
misi penjajahan
di tanah air. Belanda misalnya dengan memanfaatkan
pribumi untuk mengeruk kekayaan alam seoptimal mungkin sedangkan Jepang dikenal
dengan Asia Timur Raya dalam membantu misinya dalam peperangan.
A.
Periode Sebelum Kemerdekaan
( Periode Penjajahan )
1. Kurikulum Sekolah Dasar Pada Masa
Kompeni Sampai Tahun 1960
Pada awalnya bangsa Eropa Baik Portugis
maupun Belanda belum memperhatikan pendidikan dan tujuan mereka hanya mencari
rempah-rempah dan berdagang.
Pada tahun 1848 biaya pendidikan di
tanah air agak besar jumlahnya. Berdirilah sekolah–sekolah bagi bangsa Belanda
dan juga bagi pribumi. Pada tahun 1892, terdapat 2 (dua) macam sekolah rendah
yaitu;
-
Sekolah
Kelas Dua, untuk anak pribumi dengan lama pendidikan 3 tahun.
-
Sekolah
Kelas Satu, untuk anak pegawai pemerintah Hindia Belanda lama pendidikan
awalnya 4 tahun.
2. Kurikulum Sekolah Dasar Pada Masa
Kolonial Belanda
Pada Awal abad 20 munculnya revolusi sosial
dan industri Eropa. Pada tahun 1914 didirikan sekolah sambungan
yang lamanya 2 tahun setelah Sekolah Dasar.
Undang-undang Hindia Belanda membagi
jenis penduduk menjadi 3 golongan : Eropa, Timur Asing dan Bumi Putera,
sehingga didirikan pula 3 jenis sekolah rendah bagi
anak-anak berdasarkan 3 jenis penduduk tersebut yakni :
-
ELS
( Europese Lagere School )
-
HCS
( Holland Chinese School )
-
HIS
( Holland Inlandse School )
3. Kurikulum Sekolah Dasar Pada Masa
Pemerintahan Jepang
Pada masa ini semua sekolah rendah yang
bermacam-macam tingkatnya itu dihilangkan sama sekali dan tinggallah sekolah rendah untuk bangsa
Indonesia yaitu sekolah rakyat yang disebut Kokumin
Gako ( 6 Tahun lamanya ).
4. Kurikulum Sekolah Dasar
Pasca Kemerdekaan Sampai 1964
a) Masa Setelah Merdeka
Sampai
1952
Sekolah
merdeka pedoman pelaksanaan pendidikan berdasar UUD 1945 atas usul dari Badan
Pekerja KNIP Kesatuan Republik Indonesia yang
diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1950.
b) Sejak Tahun 1952 Sampai
1964
Pada
masa ini tujuan pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia ialah membentuk
manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab tentang kesejahteraan mayarakat dan tanah air.
Di
dalam Rencana Pelajaran terurai sesuai
dengan Peraturan Kementerian PP dan K mengenal Sapta Usaha Tama yakni :
a. Penertiban aparatur dan usaha-usaha
Kementerian PP dan K
b. Menggiatkan kesenian dan olahraga
c. Mengaharuskan penabungan
d. Mewajibkan usaha-usaha
koperasi
e. Mengadakan kelas masyarakat
f. Membentuk regu kerja pada SLA dan
Universitas
SD dari tahun 1952
sampai 1964 dikategorikan kurikulum tradisional yakni Separated Subject Curriculum.
C. Sejak Tahun 1952 sampai 1964
Sistem
pendidikannya
dinamakan sistem panca wardana atau sistem
5 aspek perkembangan yaitu :
a. Perkembangan Moral
b. Perkembangan Intelegensi
c. Perkembangan Emosional Artistik
d. Perkembangan Keprigelan
e. Perkembangan Jasmaniah
Mata pelajaran wardana dikenal juga
krida yang berarti hari untuk berlatih menurut bakat dan minat anak didik.
Kurikulum SD tahun 1964 dikategorikan
sebagai Correlated Curriculum.
D. Kurikulum Sekolah Dasar Sejak Orde Baru
( 1964 ) Sampai 1968
Sebagai
reaksi terhadap rencana pendidikan TK dan SD yang di dalamnya berbau politik
ORLA ( Orde Lama ) perubahan-perubahan terletak pada
landasan pendidikannya yang berdasarkan Falsafah
Negara Pancasila
adalah :
a. Dasar Pendidikan Nasional
b. Tujuan Pendidikan Nasional
c. Isi Pendidikan Nasional
Kurikulum sekolah dasar 1968 dibagi
menjadi 3 kelompok besar :
1. Kelompok Pembinaan Pancasila
2. Kelompok Pembinaan Pengetahuan Dasar
3. Kelompok Kecakapan Khusus
B. Perkembangan Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama ( SMP )
SMP
merupakan lembaga pendidikan formal sesudah SD dan merupakan persiapan bagi
Sekolah Menengah Atas ( SMA ).
Perkembangan
kurikulum
SMP di Indonesia mengalamai masa yang meliputi
:
1. Masa Penjajahan Belanda
Pada
masa pemerintahan Belanda kurikulum Sekolah Menengah Pertama yang
formal sudah ada kesesuaiannya dengan masa sekarang.
a. Periode Sebelum Tahun 1900
Sekolah
Menengah Pertama mulai ada pada tahun 1960 yang bernama Gymnasium lama belajarnya 3 tahun dan
siswanya hanya terbatas pada orang-orang Barat / golongan ningrat.
b. Periode 1900 – 1914
Situasi
politik dunia pada akhir abad 19 mengalami perubahan karena disebabkan adanya revolusi
sosial
dan industri juga karena berpengaruhnya pandangan atau aliran
humanisme.
Ini berlaku pula bagi Negara Belanda sehingga timbul paham yang
disebut politis etnis atau erschut.
Tahun
1893 Gymnasium dipisahkan dengan
sekolah untuk pegawai pamong praja, sekolah yang mendidik calon pegawai disebut
OSVIA. Disamping itu didirikan HBS ( Hogere
Burgere School ), yaitu Gymnasium yang khusus untuk
orang-orang Belanda dari golongan tinggi
.
c. Periode 1914 – 1935
Dengan
dilatar belakangi oleh meluasnya paham humanitas di kalangan orang Belanda
akhirnya pemerintah didesak untuk memperluas pendidikan bagi kaum pribumi.
Didirikanlah sekolah mulo yang lama
belajarnya 4 tahun.
d. Periode 1935 – 1945
Pemerintah
Belanda pun dituntut untuk meninjau kembali rencana pendidikan dan pelajaran mulo. Pengembangan ini meliputi bagian
bahasa sastra, bagian ilmu pasti alam dan bagian sosial
ekonomi.
2. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Pada
Zaman Jepang ( 1942 – 1945 )
Pada
masa penjajahan Jepang, kurikulum yang diterapkan bertujuan agar rakyat dapat
membantu gymnasium / pendidikan jasmani diberikan setiap hari sebelum masuk
sekolah, sedangkan latihan dasar kemiliteran diberikan pada murid-murid
sekolah. Musik dan
nyanyian Belanda diganti menjadi musik dan nyanyian
Jepang Asia Jaya dan diajarkan di sekolah gayo
serta dilaksanakan pula semacam Sapta Usaha Tama.
3. Masa Republik Indonesia
a. Masa 1945 – 1950
Pemerintah
menggunakan rencana usaha pendidikan dan pengajaran yang telah disiapkan pada
saat-saat terakhir pendudukan Jepang. Kemudian Ki Hajar Dewantara, Menteri PP
dan K mengeluarkan instruksi umum yang memerintahkan kepada semua
kepala sekolah dan guru-guru yakni :
-
Pengibaran
Sang Saka Merah
Putih
di halaman sekolah pada setiap harinya.
-
Menyanyikan
lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan.
-
Menurunkan
bendera Jepang dan menghilangkan Kimigayo.
-
Menghapuskan
bahasa Jepang dan semua upcara yang berasal dari bala tentara Jepang.
-
Menimbulan
semangat kebangsaan kepada anak didik atau murid.
b. Masa 1950 – 1962
Terbentuknya
NKRI pada tanggal 17 Agustus 1845, struktur dan sistem pendidikan
harus diseragamkan dan sebagai pedomannya adalah SMP
di Jogjakarta dan akan diberlakukan pada semua SMP di tanah air.
C. Kurikulum Sekolah Menengah
Atas ( SMA )
1. Kurikulum SMA pada masa Belanda
Sekolah
Menengah Atas pada masa Belanda adalah AMS ( Algermene Midelbare School ).
Sekolah ini berdiri pada tahun 1919, setelah mendirikan Sekolah
Menengah
Pertama
seperti Mulo pada tahun 1914, gymnasium villen 3 tahun (1897), HBS (1875)
dengan lama pendidikan 3 tahun mata pelajaran pokok AMS II ( Kesusastraan
klasik barat adalah bahasa latih.
2. Kurikulum SMA pada masa Jepang
Pada
tahun 1942 AMS diganti oleh Jepang menjadi Sekolah Tinggi dengan lama
pendidikan 3 tahun, isi didalam rencana pelajaran Sekolah Tinggi adalah :
-
Pemakaian
Bahasa Belanda dilarang.
-
Bahasa
resmi dan pengantar Bahasa Indonesia.
-
Bahasa
Jepang menjadi mata pelajaran wajib.
-
Pengajaran
adat istiadat Jepang.
-
Sejarah
Jepang sangat penting.
3. Kurikulum SMA pada masa Republik
Indonesia
a. Masa 1950 – 1965
Sekolah
Menengah Atas ( SMA ) dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
Bagian
A : Jurusan Kesusatraan
Bagian
B : Jurusan Ilmu Pasti dan Ilmu Alam
Bagian
C : Jurusan Sosial Ekonomi
Tujuannya menyiapkan calon anggota
masarakat yang berguna dan mendidik anak didik agar dapat meneruskan studinya
ke jenjang yang lebih tinggi.
b. Masa 1965 – 1985
a) Kurikulum SD
a. Dasar
·
Kurikulum SD
1968
·
Falsafah
Negara Pancasila ( TAP MPRS XXVII / MPRS / 1966 / BAB II, Pasal 32 )
b. Tujuan Pendidikan Nasional
c. Orientasi Pelajaran
d. Keaktifan Lulusan
e. Isi Kurikulum
f. Desain Kurikulum
g. Pendekatan Metodologis
h. Penilaian
i.
Bimbingan
b) Kurikulum SMP
·
Dasar
: Demokrasi terpimpin SMA gaya baru 1962, pendidikan sesuai dengan haluan
Negara.
·
Tujuan
Pendidikan
·
Orientasi
Pelajaran
·
Kualifikasi
Lulusan
·
Isi
Kurikulum
·
Pendekatan
Metodologi Mengajar
·
Penilaian
·
Bimbingan
c) Kurikulum SPG
·
Dasar
: Falsafah Negara Pancasila ( TAP MPRS NO. 1996: bab II Pasal 2)
·
Tujuan
Pendidikan
·
Orientasi
Pelajaran
·
Kualifikasi
Lulusan
·
Desain
Kurikulum
·
Pendekatan
Metodologi Mengajar
·
Pengajaran
Unit Pada Tingkat
·
Penilaian
·
Bimbingan
4. Kurikulum Pendidikan Dasar Tahun 1994
Tujuannya
adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan
kehidupannya sebagai pribadi anggota masyarakat, warna Negara, dan anggota umat
manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
5. Kurikulum SMA Tahun 1994
Pada
PP No. 29 Tahun 1990 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah
meningkatkan pengetahuan siswa untuk melancarkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri, sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
Kurikulum
lokal
merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
yang ditetapkan
oleh daerah atau lokal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
daerah masing-masing.
6. Kurikulum 2004 ( KBK )
Secara
umum, pada era reformasi prinsip implementasi kurikulum 2004 adalah lahirnya
KBK yang meliputi antara lain, kegiatan belajar mengajar ( KBM ),
penilaian berbasis kelas dan pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah.
Dalam
pelaksanaan kurikulum struktur pendidikan dasar dan menengah ( SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA ), yang menurut
Permen itu ialah
1. Mata Pelajaran
2. Muatan Lokal
3. Pengembangan Diri
Kurikulum 2004
sangat memberi kesempatan bagi sekolah / madrasah untuk mengelola, yakni member
kesempatan bagi orang tua untuk peduli dan terlibat dalam
proses pembelajaran sejak jenjang TK hingga Pendidikan Menengah dan Perguruan
Tinggi.
0 comments:
Posting Komentar